LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI “MENGUJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN VITAMIN PADA MAKANAN”



LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
“MENGUJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN VITAMIN PADA MAKANAN”

I.                   WAKTU DAN TEMPAT
Hari Sabtu dan Rabbu, tanggal 01 dan 05 Februari 2014 di Laboratorium Biologi Madrasah Aliyah Negeri Selong
II.                TUJUAN
1.      Menguji kandungan karbohidrat jenis monosakarida dan polisakarida di dalam beberapa jenis makanan
2.      Mengidentifikasi kandungan protein dalam bahan makanan
3.      Menguji kandungan vitamin C dalam beberapa jenis makanan
III.             LANDASAN TEORI
Makanan sehat berarti makanan yang higienis dan mengandung zat
gizi seimbang . makanan sehat mengandung berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air  dan mineral.
Dalam praktikum kali ini kami menguji 3 kandungan yaitu karbohidrat, protein dan vitamin.
Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik terdiri atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen dengann perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom O (CnH2nOn). Dilihat dari gugus gula penyusunnya karbohidrat dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu monosakarida dan polisakarida.
Karbohidrat memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai sumber energi (1gram karbohidrat akan menghasilkan 4,1 kalori), mengatur proses metabolisme, menjaga keseimbangan asam dan basa, membantu proses penyerapan kalsium, mencegah terjadinya konstipasi, serta sebagian bahan pembentuk sel, jaringan, dan organ tubuh. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat antara lain roti, beras, kentang, jagung, gandum dan lain-lain.




Protein
Protein termasuk senyawa organik kompleks dengan berat molekul tinggi. Protein mengandung molekul karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang mengandung juga sulfur serta fosfor. Protein merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu saama lain dengan ikatan peptida. Jadi, protein terbentuk dari asam aminno yang membentuk rantai panjang (polipeptida).
Berdasarkan sumbernya protein dibedakan menjadi protein nabati dan protein hewani. Protein nabati dapat diperoleh dari kacang-kacangan dan sayur-sayuran. Protein hewani dapat diperoleh dari daging, ikan, susu, dan telur.
Secara umum, protein berfungsi sebagai zat pembangun dan pelindung tubuh. Fungsi protein yang lain bagi tubuh sebagai berikut:
1.    Mendorong pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan struktur tubuh mulai dari sel, jaringan, hingga organ.
2.    Menyediakan energi, 1 gram protein dapat menghasilkan energi 4,1 kalori.
3.    Menyeimbangakan caira tubuh.
4.    Menyintesis substansi-substansi penting, misal hormon, enzim, antibodi dan kromosom.
5.    Memacu berbagai reaksi kimia dan biologis(biokatalisator).
6.    Berperan sebagai sistem buffer(penyangga pH) yang efektif.
Vitamin
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (metabolisme tubuh). Vitamin tidak dapat dihasilkan oleh tubuh, keculai vitamin K. Vitamin diperlukan oleh tubuh dalam jumlah sedikit. Meskipun diperlukan begitu, kebutuhan vitamin harus tetap terpenuhi. Kekurangna vitamin dapat mengakibatkan penyakit defisiensi yang disebut avitaminosis. Kekurangan vitamin mengakibatkan tubuh kita mudah terserang penyakit.
Salah satu vitamin yang kami praktikkan adalah vitamin C.
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit.
Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin.
IV.             ALAT DAN BAHAN
Praktikum 1: Menguji Karbohidrat Monosakarida dan Polisakarida
1.    Tabung reaksi
2.    Pipet tetes
3.    Pembakaran spritus
4.    Mortar dan alat  penumbuk
5.    Larutan Fehling A + B
6.    Larutan Iodin
7.    Bahan-bahan makanan (roti, nasi, kentang, susu, dan sirop)
8.    Akuades
Praktikum 2: Uji Protein dalam Bahan Makanan
1.    Tabung reaksi
2.    Mortar dan alat  penumbuk
3.    Larutan Biuret
4.    Bulu ayam
5.    Berbagai bahan makanan (tempe, tahu, putih telur, kunign telur, dan roti)
6.    Korek api
7.    Lilin
8.    Penjepit logam
9.    Sendok logam
Praktikum 3: Uji Kandungan Vitamin C Bahan Makanan
1.    Tabung reaksi
2.    Mortar dan alat penumbuk
3.    Pipet tetes
4.    Akuades
5.    Beberapa jenis buah (jeruk nipis, jambu biji, dan tomat)
6.    Vitamin C
7.    Minuman sari buah
8.    Larutan yodium (betadine)


V.                CARA KERJA
Praktikum 1
1.    Menghaluskan setiap bahan makanan padat (roti, nasi, dan kentang) menggunakan alat penumbuk dan mortar.
2.    Membuat larutan dari bahan-bahan makanan tersebut dengan menambahkan akuades.
3.    Melarutkan susu menggunakan akuades dan untuk sirop tidak perlu dilarutkan karena sudah berupa larutan.
4.    Melakukan uji karbohidrat menggunakan larutan Fehling A + B dengan cara-cara sebagai berikut:
a.       Menyiapkan lima tabung reaksi dan memasukkan setiap larutan yang akan diuji masing-masing sebanyak 0,5 ml. Tabung reaksi I diisi dengan larutan roti, tabung reaksi  II diisi dengan larutan nasi, tabung reaksi III diisi dengan larutan kentang, tabung reaaksi IV diisi dengan larutan susu, dan tabung reaksi V diisi dengan sirop.
b.      Menambahkan 5 ml larutan Fehling A + B ke dalam setiap tabung reaksi.
c.       Menjepit tabung reaksi dan memanaskan setiap tabung reaksi di atas pemabakaran spritus secara bergantian.
d.      Mengamati perubahan warna yang terjadi pada setiap tabung reaksi.
5.    Melakukan uji karbohidrat menggunakan larutan iodin dengan cara-cara sebagai berikut:
a.       Menyiapkan lima tabung reaksi dan memasukkan setiap larutan yang akan diuji masing-masing sebanyak 0,5 ml. Tabung reaaksi I diisi dengan larutan roti, tabung reaksi II diisi dengan larutan nasi, tabung reaksi III diisi dengan larutan kentang, tabung ke IV diisi dengn larutan susu, dan tabung reaksi V diisi dengan sirop.
b.      Menambahkan dua tetes larutan iodin kedalam setiap tabung reaksi.
c.       Mengamati perubahan warna yang terjadi.
Praktikum 2
1.    Uji protein dengan pembakaran
a.    Menjepit bulu ayam dengan penjepit dan membakar bulu  ayam tersebut diatas lilin yang menyala.
b.   Mengidentifikasi baunya dan menggunakan bau bulu ayam yang diabakar ini sebagai kontrol.
c.    Menjepit satu per satu bahan makanan padat yang akan diuji dan membakarnya di atas lilin. Untuk bahan makanan putih telur dan kuning telur memanaskannya menggunakan sendok. Berhati-hati saat memanaskan, menggunakan kain pada pegangannya untuk menghanmbat perambatan kalor dari sendok ke tangan.
d.   Mengidentifikasi bahan makanan yang memiliki bau seperti bulu ayam yang dibakar.
2.    Uji protein menggunakan larutan Biuret
a.       Menghaluskan setiap bahan makanan padat (tempe, tahu, dan roti) menggunakan mortar dan alat penumbuk.
b.      Membuat larutan dari bahan makanan yang telah dihaluskan. Untuk putih telur dan kuning telur tidak perlu dihaluskan karena sudah berwujud cair.
c.       Memasukkan 1 ml larutan dari bahan makanan tersebut ke dalam setiap tabung reaksi yang berdbeda-beda.
d.      Menambahkan setetes demi setetes larutan Biuret ke dalam setiap tabung sambil dikocok hingga warnanya tetap atau tidak berubah lagi.
Praktiikum 3
1.    Menyiapkan tabung reaksi dan isilahh dengan larutan yodium (betadine) sebanyak 1 ml.
2.    Melarutkan tablet vitamin C dan menambahkan tetes demi tetes larutan vitamin C ke dalam tabunng reaksi yang berisi larutan yodium. Mencatat jumlah tetes yang diperlukan hingga larutan berubah menjadi jernih.
3.    Mengulang langkah 1 dan 2 dengan mengganti larutan viamin C menggunakan ekstrak jambu biji, sari jeruk nipis, sari tomat. Menggunakan tabung reaksi yang berbeda untuk melakaukan pengujian bhaan-bahan makanan tersebut.

VI.             HASIL PENGAMATAN
Praktikum 1

No.

Bahan Makanan
Perubahan Warna

Hasil Uji Makanan
Fehling A + B
Iodin
1.
Roti
Biru Keunguan
Ungu
+    mengandung karbohidrat
2.
Nasi
Biru tua
Ungu
+    mengandung karbohidrat
3.
Kentang
Biru Kehijauan
Ungu
+ mengandung karbohidrat
4.
Susu
Hijau kecoklatan
Tetap
- mengandung karbohidratrat
5.
Sirop
coklat
Tetap
-       mengandung karbohidrat
Praktikum 2

No.

Bahan yang Diuji
Bau yang Ditimbulkan Waktu Dibakar
Seperti Bulu Ayam Terbakar
Aroma Lain
1.
Tempe

-
2.
Tahu


3.
Putih Telur

-
4.
Roti


5.
Kuning Telur

-



No.

Bahan yang Diuji
Perubahan Warna
Sebelum Diuji
Sesudah Diuji
1.
Tempe
Putih
Orange
2.
Tahu
Putih
putih
3.
Putih Telur
Putih
putih
4.
Roti
Putih
Kuning muda
5.
Kuning Telur
Kuning
Kuning muda
Praktikum 3

No.

Bahan Makanan
Jumlah Tetesan yang Diperlukan Hingga Larutan Berubah Menjadi Jernih
1.
Larutan vitamin C
3
2.
Sari jeruk nipis
30
3.
Sari buah tomat
50
4.
Ekstrak jambu biji
15
5.
Minuman sari buah
30
VII.          PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang kami lakuakan dari pengujian karbohidrat dengan menggunakan iodin dan Fehling A + B, hasilnya adalah jika suatu larutan yang mengandung karbohiat ditetesi oleh Fehling A + B maka warnanaya menjadi biru pekat dan sebaliknya yang tidak mengandung karbohidrat akan berwarna coklat/mendekati coklat. Jika ditetesi oleh larutan iodin yang mengandung karbohidrat akan berwarna ungu dan sebaliknya jika tidak mengandung karbohidrat waranya akan putih atau tetap.
Yang kedua pengujian protein menggunakan bau bulu ayam dan larutan Biuret. Untuk pengujian menggunakan bau bulu ayam kita panaskan terlebih dahulu bulu ayamnya sampai keluar baunya, bau bulu ayam ini akan menjadi pengontrol bagi bahan maknan yang mengandung protein. Selanjutnya kita akan membakar bahan makanan yang diuji, jika baunya persis dengan bulu ayam maka maknaan itu positif  mengandung protein. Sedangkan pengujian protein dengan biuret warna bahan makanan yang mengandung protwin akan berubah dari warna semula menjadi warna orange/kuning.
Ketiga pengujian vitamin C dengan menggunakan yodium dengan cara menetesi larutan yodium dengan larutan bahan makanan. Jika Tanda bahan makanan yang mengandung vitamin C adalah jika berubah warnanya menjadi jernih.


VIII.       PERTANYAAN DAN DISKUSI

1.    Bagaimana perubahan warna bahan makanan saadt diuji menggugunakan larutan Fehling A + B?
2.    Bagaimana perubahan warna bahan makanan saat diuji menggunakan larutan iodin?
3.    Apa kesimpulan Anda dari kegiatan ini?
4.    Bagaimanakah bau makanan yang mengandung protein saat dibakar?
5.    Bagaimana  perubahan warna bahan makanan saat diuji dengan larutan Biuret?
6.    Apa kesimpulan Anda dari kegiatan ini?
7.    Apa  yang terjadi ketika larutan yodium ditetesi ekstrak bahan makanan uang mengandung vitamin C?
8.    Berdasarkan jumlah tetesan yang diperlukan untuk menjernihkan larutan yodium, jelaskan kandungan vitamin C dalam bahan makanan yang diuji!
9.    Apa kesimpulan Anda dari kegiatan ini?
Jawab:
1.      Larutan yang ditetesi Fehling A + B
Roti
Biru Keunguan
Nasi
Biru tua
Kentang
Biru Kehijauan
Susu
Hijau kecoklatan
Sirop
coklat

2. Larutan yang ditetesi Iodin
Roti
Ungu
Nasi
Ungu
Kentang
Ungu
Susu
Tetap
Sirop
Tetap




3.    Bahan makanan yang mengandung karbohidrat jika di tetesi Fehling A + B akan berwarna biru pekat , jika tidak mengandung karbohidrat maka warnanya hampir coklat/coklat. Jika bahan makanan yang mengandung karbohidrat ditetesi oleh larutan iodin maka warnya menjadi ungu, sebaliknya jika tidak mengandung karbohidrat warnya tetap.
4.    Bau makanan yang mengandung protein saat dibakar adalah bau bulu ayam seperti yang telah dipraktikan antra lain ada tempe, putih telur, dan kuninng telur.
5.    Makanan yang mengandung protein jika ditetesi oleh Biuret akan berwarna kuning/orange sedangkan yang tidak mengandung protein warnanya putih atau tetap.
6.    Kesimpulannya ialah jika menguji protein dengan bulu ayam maka yang makanan yang berbau buou ayam itulahyang mengandung protein. Jika makanan yang mengandung protein jika ditetesi biuret akan berwarna kuning/orange sedangkan yang tidak mengandung protein akan berwarna putih/tetap.
7.    Yodium apabila ditetesii larutan vitamin C akan berubah warna menjadi jernih. Semakin banyak vitamin yang terkandung pada sebuah benda maka akan mempercepat penjernihan di yodium.
8.    Berdasarkan penelitian kami bahwa yodium paling cepat menjadi jernih jika ditetesi larutan tablet vitamin C selanjutnya ekstrak jambu biji , ekstrak jeruk nipis, minuman sari buah dan terakhir ekstrak tomat. Tablet vitamin C adalah tablet yang dibuat khusus hanya megandung vitamin jadi kandungan vitaminnya paling banyak. Sedangkan yang lain khususnya sari tomatn tidak hanya mengandung vitamin C , jadi proses penjernihannya lama.
9.    Jika yodium ditetesi oleh larutan yang mengandung vitamin C paling banyak akan semakin cepatt jernihnya seperti tablet vitamin C. Jika yodium ditetesi oleh larutan yang sedikit vitamin C nya maka penjernihannya semakin lama.




IX.             KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah kita dapat mengetahui kandungan zat-zat dari setiap bahan makanan melalui perubahan warna yang ditimbulkan dari reaksi antara senyawa yang terkandung dalam bahan-bahan yang diuji dengan indikator untuk pengujian, Iodin dan fehling A&B untuk yang keduanya dapat menjadi patokan untuk uji karbohidrat, biuret dan bau bulu ayam untuk uji protein, dan yodum (betadine) untuk uji vitamin C. Selain itu, dari warna juga kita dapat mengetahui jumlah kandungan zat yang terdapat dalam bahan tersebut.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI “RESPIRASI SERANGGA”



I.            WAKTU DAN TEMPAT

Hari Rabu, 19 Februari 2014 di Laboratorium Biologi Madrasah Aliyah Negeri Selong.

II.         TUJUAN

1.      Mengetahui kecepatan respirasi pada serangga.
2.      Mengetahui pengaruh berat serangga terhadap laju reaksi respirasi.

III.      LANDASAN TEORI

Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu . Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi merupakan proses
ekstraksi energi dari molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen . Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas . Respirasi merupakan proses penghasil energi di dalam tubuh makhluk hidup. Selain dihasilkan energi dihasilkan juga karbon dioksida yang harus dikeluarkan dari tubuh. Proses respirasi meliputi 4 bagian yaitu:
  1. Keluar masuknya udara antara dua organ pernapasan (alveole paru-paru) yang disebut ventilasi polmonum.
  2. Difusi O2 dan CO2 antara udara dan alveole dan dalam darah.
  3. Transport O2 dan CO2 dalam darah / cairan tubuh ke dan dari sel.
  4. Pengaturan ventilasi dan segi-segi respirasi lainnya.
Dari keempat proses di atas dibedakan menjadi:
  1. Respirasi eksternal: meliputi pertukaran O2 dan CO2 yang terjadi di paru-paru antara alveole dan kapiler darah.
  2. Respirasi internal: meliputi pertukaran gas (O2 dan CO2) yang terjadi di tenunan: semua proses pertukaran gas antara sel dengan cairan sel disekelilingnya.
Pada manusia bila bernapas mengeluarkan nafas, secara maksimal, di dalam paru-paru masih ada udara. Sisa udara ini disebut udara residu. Bila nafas dikeluarkan secara biasa, maka paru-paru masih mengandung udara dan disebut udara cadangan. Bila menghirup dan mengaluarkan napas secara biasa, maka ini disebut udara pernapasan. Jika kita tarik nafas dalam-dalam, selain udara pernapasan juga masih dapat dimasukkan udara lagi dan ini disebut udara komplementer.
Pada serangga sistem trakea merupakan alat untuk mengambil oksigen dari luar, mendistribusikannya ke seluruh tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida. Udara masuk ke trakea dengan cara difusi melalui spirakel atau dibantu oleh ventilasi udara.
Sistem trakea pada belalang cukup khas seperti yang terdapat pada serangga dan serangga pada umumnya. Trakea-trakea bermula pada lubang-lubang kecil pada eksoskeleton (kerangka luar) yang disebut spirakel. Pada serangga yang lebih kecil atau kurang aktif masuknya O2 melalui sistem trakea dengan fungsi yang sederhana. Sebaiknya serangga yang berukuran beras dan aktif seperti belalang dengan gait melakukan pertukaran udara dengan trakeanya.
Kontraksi pada otot belalang memipihkan organ-organ kendur, pernapasan ini dikenal dengan pernapasan vital paru-paru dan pada titik ekspirasi maksimum kira-kira (udara residu) tetap ada di paru-paru. Untuk mengerti respirasi hewan maka kita tidak hanya memandang sifat dari alat pernapasanya saja tetapi mekanisme yang digunakan untuk mengendalikan respirasi dan adaptasi terhadap lingkungan berbeda-beda. Bersama dengan fungsi homoiostatik yang lain, respirasi hewan harus diintegrasikan dan dikoordinasikan dengan kegiatan pengendalian yang lain.

IV.      ALAT  DAN BAHAN

  1. Respirometer sederhana
  2. Neraca
  3. Belalang kecil, sedang dan besar masing-masing satu ekor.
  4. Kristal NaOH
  5. Larutan eosin
  6. Plastisin/Vaselin
  7. Kapas
  8. Pipet tetes
  9. Stopwatch

V.         CARA KERJA

  1. Membungkus kristal NaOH menggunakan kapas dan masukkan ke dalam tabung respirator.
  2. Menibang belalang yang akan dipakai untuk praktikum, kemudian masukkan belalang tersebut ke dalam tabung respirator.
  3. Memperhatikan susunan alat dan bahan pada gambar di bawah.
  4. Meletakkan respirometer pada tempat yang datar.
  5. Menutup sambungan antara pipa dengan bejana dengan menggunakan vaselin agar tidak bocor udaranya.
  6. Menutup ujung pipa kapiler dengan jari telunjuk selama 1-2 menit. Segera setelah ujung jari dilepaskan teteskan eosin secukupnya pada ujung pipa kapiler berskala dengan menggunakan pipet. Usahakan cairan eosin menutup ujung pipa kapiler.
  7. Mengamati perubahan kedudukan eosin setiap dua menit pada kapiler berskala. Menghitung jarak yang ditempuh eosin setiap dua menit.
  8. Menghitung volume oksigen yang dibutuhkan belalang dalam waktu 10 menit.
  9. Mengulang cara kerja di atas menggunakan belalang yang berbeda beratnya.

VI.          HASIL PENGAMATAN

Jarak yang Ditempuh Eosin Menit ke...
Skala yang Ditempuh Belalang (cm)
Belalang 1

Belalang 2
Belalang 3
2
0,01
0,08
0,03
4
0,01
0,13
0,03
6
0,01
0,16
0,16
8
0,05
0,27
0,25
10
0,05
0,28
0,30

VII.          PEMBAHASAN


Dalam pengamatan praktikum ini, kapas dimasukkan ke tabung specimen pada respirometer yang berisi KOH kristal, kemudian hewan percobaan yang telah ditimbang beratnya dimasukan ke dalamnya juga. Setelah itu pergerakan posisi oesin dapat diamati dan dapat dicatat. Fungsi dari NaOH kristal adalah untuk mengikat CO2 dan dapat mempercepat proses pernapasan pada belalang, sehingga Cairan eosin pada ujung respirometer dapat bergerak yang disebabkan konsumsi oksigen yang ada pada respirometer tersebut , tanpa adanya udara dari luar.
Fungsi dari Cairan eosin adalah utuk mengetahui berapa kecepatan pernapasan pada belalang (berapa banyak oksigen yang dihirup oleh belalang) sehingga kita dapat mengetahui perbedaan oksigen yang dibutuhkan oleh belalang yang beratnya berbeda.
Perbedaan jarak yang ditempuh eosin pada belalang 1, 2 dan 3 disebabkan karena belalang itu sendiri ,apabila belalang menghirup oksigen lebih banyak maka eosin akan cepat bergerak dan cepat habis, sebaliknya apabila belalang menghirup oksigen lebih sedikit maka cairan eosin akan bergerak lambat .
Dan juga cepatnya pergerakan cairan eosin dapat disebabkan oleh beberapa fakror salah satunya yaitu berat badan dari belalang, apabila badan belalang berat maka oksigen yang dibutuhkan semakin banyak yang mengakibatkan kelajuan cairan eosin lebih cepat, dan begitu pula sebaliknya apabila badan belalang ringan maka oksigen yang dibutuhkan sedikit yang mengakibatkan cairan eosin pada respirometer berjalan lambat.
Pertanyaan:
1.      Apakah tujuan digunakan NaOH dan KOH dalm percobaan?
2.      Mengapa pada percobaan terjadi perubahan kedudukan eosin?
Jelaskan!
3.      Bagaimana perubahan kedudukan eosin pada setiap percobaan?
4.      Adakah hubungan antara berat belalang dengan kebutuhan oksigen?
5.      Apa kesimpulan dari percobaan ini?
Jawab:
1.      Tujuan digunakannya NaOH dan KOH adalah untuk mengikat CO2 dan dapat mempercepat proses pernapasan pada belalang, sehingga Cairan eosin pada ujung respirometer dapat bergerak yang disebabkan konsumsi oksigen yang ada pada respirometer tersebut , tanpa adanya udara dari luar.
2.      Cairan eosin bergeser itu menandakan bahwa belalang tersebut melakukan respirasi. apabila belalang menghirup oksigen lebih banyak maka eosin akan cepat bergerak dan cepat habis, sebaliknya apabila belalang menghirup oksigen lebih sedikit maka cairan eosin akan bergerak lambat .

3.      Perubahan kedudukan eosin pada tiap-tiap belalang bervariasi, seperti yang kita lihat pada tabel dibawah ini:





Jarak yang Ditempuh Eosin Menit ke...
Skala yang Ditempuh Belalang (cm)
Belalang 1

Belalang 2
Belalang 3
2
0,01
0,08
0,03
4
0,01
0,13
0,03
6
0,01
0,16
0,16
8
0,05
0,27
0,25
10
0,05
0,28
0,30
4.      Ada,  apabila belalang tidak terlalu berat maka kebutuhannya akan oksigen juga tidak terlalu banyak, saling menyesuaikan sebab sudah aktivitas pernapasan yang ditimbulkan juga ringan. Seangkan belalang yang berat tingkat kebutuhhannya akan oksigen akan tinggi sebab menyesuaikann dengan beratnya juga, karena aktivitas yang dilakukan dengan tubuhnya yang berat pasti membutuhkan oksigen yang banyak.
5.      Kesimpulan percobaan ini adalah sebagai berikut:
a.       Bahwa ketika kapas dimasukkan kristal NaOH akan mempercepat terjadinya proses respirasi pada belalang karena berfungsi untuk mengikat CO2 dan dapat mempercepat proses pernapasan pada belalang, sehingga Cairan eosin pada ujung respirometer dapat bergerak yang disebabkan konsumsi oksigen yang ada pada respirometer tersebut , tanpa adanya udara dari luar.
b.      Cairan eosin berfungsi untuk mengetahui apakah belalang melakukan respirasi atau tidakdan seberapa besar tingkat kebutuhan akan oksigen pada setiap 2 menitnya.
c.       Bahwa berat badan belalang sangat berpengaruh pada pergeseran kedudukan eosin, semakin berat badan seekor belalang maka pergeseran kedudukan eosinnya semain cepat dann sebaliknya jika berat badannya rendah maka pergeseran kedudukan eosinnya lambat.


VIII.       KESIMPULAN
1.      NaOH kristal dapat mempercepat proses pernapasan belalang pada saat di respirometer karena KOH kristal yang bersifat basa berfungsi mengikat CO2 yang dikeluarkan oleh belalang
2.    Berat badan dapat mempengaruhi respirasi : apabila berat badan belalang itu berat maka O2 yang dibutuhkan  banyak sehingga semakin cepat pernafasannya apabila dibandingkan dengan berat badan belalang yang ringan, yang membutuhkan O2 lebih sedikit sehingga semakin lambat pernapasannya.
3.    Pada saat inspirasi Otot perut (abdomen) akan berelaksasi, volume trakea normal sehingga Udara masuk.Sedangkan pada saat ekspirasi Otot perut (abdomen) akan berkontraksi, volume trakea mengecil sehingga udara keluar.